Keberhasilan dan kebesaran ini tidaklah diraih dengan gampang, dan tidak terlepas dari orang-orang yang berada disekeliling beliau. Keluarga adalah motivator terbesar beliau melecutkan semangat dalam belajar. Yang menjadikan beliau tetap eksis sampai sekarang adalah, karena beliau mempunyai pegangan, yaitu pribadi yang komitmen, itu merupakan hal terpenting dalam berproses.
Berasal
dari keluarga yang sangat peduli sosialisme. Beliau lahir di Bangil, 4 agustus
1952. Sang ayah, KH.Abdurrohman yang aktif di mabarot dan ibu, Hj.Aisyah di
muslimat. Dari hal inilah beliau belajar banyak pada orang tua beliau, bahkan
sering ikut menghadiri organisasi-organisasi. Dan inilah yang menjadikan beliau
merintis sebagai organisator.
Dengan
adanya keluarga yang demokratis, beliau diberikan hak untuk memilih yang memang
sejalan dengan minat dan kemampuan yang beliau inginkan. Keaktifan beliau mulai
nampak dan ditunjukkan pada saat beliau duduk di bangku SMA, antara lain beliau
menjadi ketua IPPNU Komisariat Khadijah (kelas I) dan menjadi ketua OSIS
(Organisasi Siswa Intra Sekolah) pada saat duduk di kelas II. Dengan adanya
kesempatan inilah, beliau belajar. Sebuah kesempatan yang sama sekali tidak
patut disia-siakan. Beliau sering mengadakan acara-acara sekolah, kepercayaan
terhadap beliau pun tumbuh dengan suburnya, karena sejak itu, beliau sering
diminta untuk mengikuti penelitian-penelitian, memberikan sambutan-sambutan
acara sekolah dan lain sebagainya.
Pada
suatu kesempatan, beliau dan teman beliau pergi merantau ke Yogyakarta.
Pesantren yang beliau datangi adalah
Pondok Pesantren Krapyak komplek Nurussalam. Yang pada saat itu Mbah Kyai Dalhar
yang mengasuh. Sebelum beliau ke Pesantren itu, beliau sudah didaulat menjadi
ketua IPPNU di Bangil, Jawa Timur. Tetapi setelah itu beliau akhirnya mondok di
Pondok Pesantren Pandanaran yang terletak di jalan Kaliurang, Sleman,
Yogyakarta.
Saat
mulai berkiprah di Yogyakarta, beliau dikenal sebagai perempuan yang mempunyai
kemampuan dan pengalaman lebih dalam berorganisasi dan bersosialisasi. Sampai
pada akhirnya, beliau dipersunting oleh KH. Zainal Abidin Munawwir, putra ke-9 KH.Munawwir dari Ny.Hj.Khadijah
(Kanggotan, Bantul,Yogyakarta). Mulai saat itu, beliau berniat berhenti untuk
terjun ke dunia organisasi lagi dan ingin menjadi ibu rumah tangga, mengaji dan
mengajar di pondok saja. Namun Bapak (KH. Zainal Abidin Munawwir) tidak menyetujuinya.
Beliau memahami benar kualitas kemampuan istrinya yang sejatinya sangat
dibutuhkan oleh umat islam terutama para muslimah. Atas izin Bapak (KH. Zainal
Abidin Munawwir), beliau mulai berkiprah lagi, mengisi pengajian sampai ke
pelosok Yogyakarta. Hal itu sama sekali tidak mengurangi aktifitas beliau
sebagai ibu rumah tangga yang baik.
Di
Muslimat NU, beliau dipilih sebagai ketua Muslimat cabang Bantul padahal pada saat itu, beliau sedang mewakili
Muslimat wilayah Provinsi Yogyakarta. Pada saat itulah, banyak orang-orang yang
sudah mengetahui kemampuan dan pengalaman beliau, maka beliau diberi amanah
untuk mengabdikan diri masuk ke ranah politik dan mewakili Partai Kebangkitan
Bangsa selama dua periode.
Keberhasilan
dan kebesaran ini tidaklah diraih dengan gampang, dan tidak terlepas dari orang-orang yang berada
disekeliling beliau. Keluarga adalah motivator terbesar beliau melecutkan
semangat dalam belajar. Yang menjadikan beliau tetap eksis sampai sekarang adalah,
karena beliau mempunyai pegangan, yaitu pribadi yang komitmen, itu merupakan
hal terpenting dalam berproses. Karena bagi beliau ketika beliau sudah
dipercaya dan didaulat oleh masyarakat untuk menjadi pemimpin, maka disitulah
beliau harus berkiprah dan bertanggung jawab.
Pesan
beliau mengenai kepemimpinan wanita adalah jika seorang wanita masuk dalam
kepemimpinan atau suatu organisasi, InsyaAllah akan membawa kepada kebaikan,
asal kepribadian dan pola pikirnya masih benar-benar feminisme. Gerak kerja
dalam hal ini sifatnya kolektif, Karena tidak semua hal bisa diselesaikan oleh
laiki-laki saja atau perempuan saja. Hal ini menunjukkan bahwa sebuah
kepemimpinan tidak akan berjalan mulus jika tidak disertai dengan kerjasama
yang baik antar anggota.
Pesan
untuk ummat yang disampaikan beliau adalah sesuai dengan keimanan, wahyu yang
diberikan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW berupa firman-firman Allah. Ayat
alqur’an yang pertama kali diturunkan yaitu surat al alaq. Iqra’ bismikalladzi khalaq. Ayat ini menunjukkan bahwa banyak
sekali pesan yang dikandungnya. Yang beliau tekankan diantaranya :
1. membaca
dengan diri sendiri sebagai instropeksi diri sejauh mana amal kebajikan yang
kita lakukan adalah bekal bagi diri sendiri. Apapun yang kita lakukan sejatinya
juga untuk diri sendiri.
2. Membaca
lingkungan artinya peduli terhadap kondisi bangsa saat ini. Berbuat sekecil
apapun untuk bangsa demi keselamatan sesamanya khususnya keselamatan di
akhirat.
Sebagai
sosok yang hidup dilingkungan pesantren, tepatnya Pondok Pesantren Al-Munawwir,
Krapyak, Yogyakarta. Tentulah beliau sangat mengetahui bahwa pesantren
merupakan wadah pelayanan dibidang pendidikan. Pesantren harus slalu
menonjolkan cirri khas pesantren itu sendiri yang notabene menyampaikan risalah
Rosulullah SAW. Karena pesantren adalah satu-satunya wadah yang masih murni
dalam menyampaikan ilmu-ilmu agama dari sumber yang utama.
Beliau
juga menyambut baik dengan adanya buletin yang diterbitkan oleh korps dakwah
ini karena untuk menjembatani masyarakat yang tidak sempat untuk belajar secara
langsung kepada sumbernya baik perorangan maupun institusi.
Ditengah-tengan
kesibukan aktifitas beliau sebagai wakil ketua bidang perempuan DPWPPP saat
ini, beliau selalu menyempatkan diri untuk mengajar santriwan-santriwati beliau
dengan penuh kearifan. Itu terlihat dari keakraban antara beliau dan para
santrinya. Beliau merupakan sosok wanita yang bijaksana. Putra-putri beliau
yaitu Muhammad Munawwir (Gus Mamad), Khoiruzzad (Gus Izad) dan Khumairo’ (Ning
Elok) sangat meneladani sifat-sifat ayah
dan ibunya. Bagi beliau, pintu keberhasilan adalah harus selalu diniati
semata-mata hanya karena Allah SWT yang tak lain hanyalah memburu keridhaan
Allah SWT.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar