Selasa, 25 Maret 2014

Hj.Ida Fatimah Zaenal, M.Si



Keberhasilan dan kebesaran ini tidaklah diraih dengan gampang, dan  tidak terlepas dari orang-orang yang berada disekeliling beliau. Keluarga adalah motivator terbesar beliau melecutkan semangat dalam belajar. Yang menjadikan beliau tetap eksis sampai sekarang adalah, karena beliau mempunyai pegangan, yaitu pribadi yang komitmen, itu merupakan hal terpenting dalam berproses.



Berasal dari keluarga yang sangat peduli sosialisme. Beliau lahir di Bangil, 4 agustus 1952. Sang ayah, KH.Abdurrohman yang aktif di mabarot dan ibu, Hj.Aisyah di muslimat. Dari hal inilah beliau belajar banyak pada orang tua beliau, bahkan sering ikut menghadiri organisasi-organisasi. Dan inilah yang menjadikan beliau merintis sebagai organisator.
Dengan adanya keluarga yang demokratis, beliau diberikan hak untuk memilih yang memang sejalan dengan minat dan kemampuan yang beliau inginkan. Keaktifan beliau mulai nampak dan ditunjukkan pada saat beliau duduk di bangku SMA, antara lain beliau menjadi ketua IPPNU Komisariat Khadijah (kelas I) dan menjadi ketua OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah) pada saat duduk di kelas II. Dengan adanya kesempatan inilah, beliau belajar. Sebuah kesempatan yang sama sekali tidak patut disia-siakan. Beliau sering mengadakan acara-acara sekolah, kepercayaan terhadap beliau pun tumbuh dengan suburnya, karena sejak itu, beliau sering diminta untuk mengikuti penelitian-penelitian, memberikan sambutan-sambutan acara sekolah dan lain sebagainya.
Pada suatu kesempatan, beliau dan teman beliau pergi merantau ke Yogyakarta. Pesantren yang beliau datangi  adalah Pondok Pesantren Krapyak komplek Nurussalam. Yang pada saat itu Mbah Kyai Dalhar yang mengasuh. Sebelum beliau ke Pesantren itu, beliau sudah didaulat menjadi ketua IPPNU di Bangil, Jawa Timur. Tetapi setelah itu beliau akhirnya mondok di Pondok Pesantren Pandanaran yang terletak di jalan Kaliurang, Sleman, Yogyakarta.
Saat mulai berkiprah di Yogyakarta, beliau dikenal sebagai perempuan yang mempunyai kemampuan dan pengalaman lebih dalam berorganisasi dan bersosialisasi. Sampai pada akhirnya, beliau dipersunting oleh KH. Zainal Abidin Munawwir, putra  ke-9 KH.Munawwir dari Ny.Hj.Khadijah (Kanggotan, Bantul,Yogyakarta). Mulai saat itu, beliau berniat berhenti untuk terjun ke dunia organisasi lagi dan ingin menjadi ibu rumah tangga, mengaji dan mengajar di pondok saja. Namun Bapak (KH. Zainal Abidin Munawwir) tidak menyetujuinya. Beliau memahami benar kualitas kemampuan istrinya yang sejatinya sangat dibutuhkan oleh umat islam terutama para muslimah. Atas izin Bapak (KH. Zainal Abidin Munawwir), beliau mulai berkiprah lagi, mengisi pengajian sampai ke pelosok Yogyakarta. Hal itu sama sekali tidak mengurangi aktifitas beliau sebagai ibu rumah tangga yang baik.
Di Muslimat NU, beliau dipilih sebagai ketua Muslimat cabang Bantul  padahal pada saat itu, beliau sedang mewakili Muslimat wilayah Provinsi Yogyakarta. Pada saat itulah, banyak orang-orang yang sudah mengetahui kemampuan dan pengalaman beliau, maka beliau diberi amanah untuk mengabdikan diri masuk ke ranah politik dan mewakili Partai Kebangkitan Bangsa selama dua periode.
Keberhasilan dan kebesaran ini tidaklah diraih dengan gampang, dan  tidak terlepas dari orang-orang yang berada disekeliling beliau. Keluarga adalah motivator terbesar beliau melecutkan semangat dalam belajar. Yang menjadikan beliau tetap eksis sampai sekarang adalah, karena beliau mempunyai pegangan, yaitu pribadi yang komitmen, itu merupakan hal terpenting dalam berproses. Karena bagi beliau ketika beliau sudah dipercaya dan didaulat oleh masyarakat untuk menjadi pemimpin, maka disitulah beliau harus berkiprah dan bertanggung jawab.
Pesan beliau mengenai kepemimpinan wanita adalah jika seorang wanita masuk dalam kepemimpinan atau suatu organisasi, InsyaAllah akan membawa kepada kebaikan, asal kepribadian dan pola pikirnya masih benar-benar feminisme. Gerak kerja dalam hal ini sifatnya kolektif, Karena tidak semua hal bisa diselesaikan oleh laiki-laki saja atau perempuan saja. Hal ini menunjukkan bahwa sebuah kepemimpinan tidak akan berjalan mulus jika tidak disertai dengan kerjasama yang baik antar anggota.

Pesan untuk ummat yang disampaikan beliau adalah sesuai dengan keimanan, wahyu yang diberikan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW berupa firman-firman Allah. Ayat alqur’an yang pertama kali diturunkan yaitu surat al alaq. Iqra’ bismikalladzi khalaq. Ayat ini menunjukkan bahwa banyak sekali pesan yang dikandungnya. Yang beliau tekankan diantaranya :
1.      membaca dengan diri sendiri sebagai instropeksi diri sejauh mana amal kebajikan yang kita lakukan adalah bekal bagi diri sendiri. Apapun yang kita lakukan sejatinya juga untuk diri sendiri.
2.      Membaca lingkungan artinya peduli terhadap kondisi bangsa saat ini. Berbuat sekecil apapun untuk bangsa demi keselamatan sesamanya khususnya keselamatan di akhirat.
Sebagai sosok yang hidup dilingkungan pesantren, tepatnya Pondok Pesantren Al-Munawwir, Krapyak, Yogyakarta. Tentulah beliau sangat mengetahui bahwa pesantren merupakan wadah pelayanan dibidang pendidikan. Pesantren harus slalu menonjolkan cirri khas pesantren itu sendiri yang notabene menyampaikan risalah Rosulullah SAW. Karena pesantren adalah satu-satunya wadah yang masih murni dalam menyampaikan ilmu-ilmu agama dari sumber yang utama.
Beliau juga menyambut baik dengan adanya buletin yang diterbitkan oleh korps dakwah ini karena untuk menjembatani masyarakat yang tidak sempat untuk belajar secara langsung kepada sumbernya baik perorangan maupun institusi.
Ditengah-tengan kesibukan aktifitas beliau sebagai wakil ketua bidang perempuan DPWPPP saat ini, beliau selalu menyempatkan diri untuk mengajar santriwan-santriwati beliau dengan penuh kearifan. Itu terlihat dari keakraban antara beliau dan para santrinya. Beliau merupakan sosok wanita yang bijaksana. Putra-putri beliau yaitu Muhammad Munawwir (Gus Mamad), Khoiruzzad (Gus Izad) dan Khumairo’ (Ning Elok) sangat meneladani sifat-sifat  ayah dan ibunya. Bagi beliau, pintu keberhasilan adalah harus selalu diniati semata-mata hanya karena Allah SWT yang tak lain hanyalah memburu keridhaan Allah SWT.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar